Perhaps I took for granted that I am surrounded by well-groomed academics. Ternyata dari pembaca yang gak suka sama Yunisa (tapi tetep aja baca tulisan saya LOL) -- ada yang nggak tau beda menjiplak sama mengutip.
OK deh, buat yang tidak pernah berkecimpung dalam dunia riset atau bergelut dengan jurnal ilmiah, I'll tell you the difference. Mengutip itu selalu mencantumkan sumber referensi. Coba lihat aja di semua resep yang Yunisa salin di blogs - selalu ada Sumber / Source, apa resep itu dari Detik atau Femina atau majalah Nova yang dilink oleh Kompas atau Asiaone...
Dalam menulis research paper, ada teknik yang namanya
Oxford style referencing. Biasanya kutipan (nama orang, tahun). Misal:
Orang yang tidak memedulikan Tuhan, hidupnya tak akan pernah bahagia (Samuel Mulia, 2010)
--> ini salah satu untuk bab pembuka di trilogi Peony (belum selesai buku 2 dan buku 3-nya).
Om Samuel, I always love reading your articles. Full of wisdom!
BTW, silakan diGoogle sendiri detailnya untuk Oxford style ini, di References urutannya gimana: surname, italics, etc. Oxford style banyak digunakan di universitas2 di Inggris dan negara2 pesemakmuran.
-----
Pak Ari - terima kasih dulu sudah melatih murid-murid Stece 1 dalam menulis laporan praktikum Biologi yang sangat "ketat aturan", panjang, dan harus
-dicicil setiap hari selama seminggu (cara Yunisa)
-ngebut tulis tangan sampai pegal semalam suntuk dan diteruskan menyambi di hari H pengumpulan laporan = cara teman2 ;)
Laporan Biologi yang wajib memakai daftar pustaka, mengutip teori yang akan dibuktikan, hipotesis, dsb. - juga saya praktikkan untuk laporan Fisika dan Kimia. Alhasil, terima kasih, Pak. Seperti yang Bapak bilang, penderitaan zaman SMA itu sangat berguna di kemudian hari kalau kami, murid-murid Pak Ari, dipaksa nulis laporan ilmiah pada saat kuliah (dan pasca kuliah). Fellow Stece-ers, berbahagialah kita yang dulu "disiksa" Pak Ari hehehe :D Cheers!
No comments:
Post a Comment